Thursday, March 6, 2014

Catatan Kuliah Pertama Mata Kuliah Perilaku Konsumen Februari - Juni 2014

 Rehino Yanu Seto mahasiswa

Departemen Ilmu Produksi dan Teknologi Peternakan,

Fakultas PeternakanInstitut Pertanian Bogor. 

 

Kuliah Perilaku Konsumen  Feb – Juni 2014


Dosen:

Prof. Dr. Ir. Ujang SumarwanMSc

Dr. Ir. Lilik Noor Yuliati, MFSA

Ir. MD DjamaluddinMSc

Ir. Retnaningsih, MS


Text Book:

Ujang Sumarwan. 2011. PerilakuKonsumenTeori dan Penerapannya dalamPemasaranEdisi 2 Cetakan 1. Jakarta: PTGhalia Indonesia


Catatan Kuliah Pertama Perilaku Konsumen


Pada tanggal 28 Februari 2014, saya mengikuti kuliah pertama mata kuliah Perilaku Konsumen. Saya mengambil mata kuliah Perilaku Konsumen pada KRS B sebagai mata kuliah supporting course. Saya merasa membutuhkan mata kuliah ini karena saya bercita-cita ingin menjadi seorang pengusaha, sehingga membutuhkan ilmu perilaku konsumen guna mengetahui proses pemasaran dari produk saya kelak.


Kesan pertama saya akan kelas ini adalah kelas ini menyenangkan. Dosen yang mengajar pada saat itu adalah bapak Prof. Dr. Ir. Ujang Sumarwan, MSc. beliau adalah staff dosen dari Departemen Ilmu Keluarga dan Konsumen, Fakultas Ekologi Manusia, Institut Pertanian Bogor. Pada saat itu, Beliau menjelaskan tentang berbagai hal, seperti definisi dari konsumen, definisi dari perilaku, dan berbagai hal mengenai tingkah laku dari konsumen. Beliau memberikan contoh bahwa calo angkot adalah orang yang dapat mengetahui perilaku konsumen dengan sangat baik.

Saya jujur saja sangat excited dengan materi kuliah yang disampaikan oleh beliau. Mahasiswa lainnya juga sangat tertarik dengan kuliah yang disampaikan oleh bapak Ujang. bahkan, hampir tidak ada mahasiswa yang tertidur didalam kelas. Selain menyampaikan materi kuliah, bapak Ujang juga bercerita mengenai beberapa hal, seperti hobi beliau menonton drama korea. Beliau sangat menyukai drama korea. Beliau senantiasa menyempatkan waktu pada pukul 20.00-22.00 untuk menyaksikan drama korea bersama istri beliau. Ternyata beliau menyukai drama korea karena istri beliau juga sangat menyukai drama korea. Menurut beliau, memiliki hobi yang sama dengan istri akan memunculkan quality time yang baik dalam suatu hubungan suami-istri.


Pada kuliah yang berdurasi 2.5 jam tersebut, bapak Ujang juga menyampaikan soal dasar-dasar perilaku konsumen menurut berbagai ahli. Dari ahli-ahli tersebut, bisa dirangkum bahwa perilaku konsumen adalah ilmu yang mempelajari segala tingkah laku dan kondisi psikologi konsumen yang memengaruhi pola konsumsi dari konsumen tersebut. Dalam hal ini, perilaku konsumen mempelajari segala hal mengenai pemikiran dari konsumen dalam mengkonsumsi suatu komoditas. Maka disebutkan pula bahwa banyak hal yang digunakan oleh produsen untuk memengaruhi konsumen dalam mengkonsumsi supaya konsumen mau mengkonsumsi produk yang dihasilksn oleh produsen tersebut. Contoh dari hal diatas adalah penggunaan iklan, menggunakan jasa sales promotion girl, memberikan diskon pada suatu produk, memberikan harga promo pada produknya. Konsumsi sendiri dibagi menjadi dua, yaitu konsumsi organisasi dan konsumsi individu. Dalam mata kuliah perilaku konsumen, bapak Ujang menyampaikan fokus bahasan mata kuliah ini adalah mengenai konsumsi individu.


Saya sangat tertarik dalam mata kuliah ini dan sangat berharap kuliah-kuliah berikutnya akan menarik seperti pada kuliah perdana. Dan semoga dalam kuliah ini saya bisa lulus dengan nilai A dan mendapatkan manfaat lainnya dari mata kuliah Perilaku Konsumen


Friday, October 18, 2013

Well, mungkin Allah SWT cuma ngizinin gue jadi fansnya doi kali yaaa, gue cuma berharap aja walaupun keadaanya begini, mudah2an aja kita bisa berteman dan ngobrol secara baik, biar tali silaturahmi ga putus :)

Saturday, October 12, 2013

Perantauan

Gua suka aneh aja sama orang perantauan yg ninggalin budaya2 daerah asal mereka, they aren't proud of their hometown, don't they? Gue aja yg cuma setaun tinggal di kampung halaman gue di solo aja masih bangga bgt menjadi orang solo, dan gue ga malu menjadi orang solo \m/
Buat orang2 perantauan yg ninggalin budaya daerah asal, emang lo merasa kampungan gitu dgn daerah lo? Atau lo mau disebut anak gaul jabodetabek gitu mangkanya budaya tempat kelahiran lo ditinggalin? Jgn kaya kacang lupa sama kulit bro, budaya dari tanah kelahiran itu identitas bro, kalo bukan lo yg jaga terus siapa lg budaya itu biar ga punah?

Sekian dari gue, selamat pagi!

Tuesday, October 8, 2013

Random

Mau ketemu aja susah yaaa, sedih euy, padahal gua teh pgn ngobrol2 sama lo ****r, sempetin waktu lo dong please :o

Sunday, October 6, 2013

Love love love

Fallin' in love makes my heart rollin' like roller coaster haha gue lg suka euy sama someone, anak departemen "sebelah" wkwk hope that she'll realize that I love her
 sincerity, the boys that adoring you :)

Saturday, August 24, 2013

Hufffftttt

The most sad things is when you have to make the person who makes you sad, to be happy :(

Saturday, May 18, 2013

Dad, Mom.......

Mungkin udah banyak, bahkan banyak banget yang mengulas atau menulis apa yang bakal gue tulis sekarang, tapi gue cuma mau nulis aja apa yg ada di pikiran gue, dan gue gapeduli mau dibilang plagiat lah, repost lah, whatever itu! Yang jelas silahkan membaca pos gue berikut ini:

Hm gue pernah suatu ketika dulu, pas buka timeline twitter, ada seseorang yang buat status begini "ortu nyebelin banget sih!!!! Kepo mulu kerjaannya, gue juga punya privacy kaliiii!!!!" pertama kali gue baca itu reaksi gue "wow!" dan selanjutnya langsung gue unfollow tuh orang. Pada waktu itu gue menganalisa, did she know that without her parents, she just a big dumbass? Mungkin doi gatau kalo ortunya adalah orang paling penting di hidupnya doi. Orang tua, perlu kita akui, kadang membuat keputusan, perintah, atau aturan yang diluar dari keinginan kita. Contohnya, mungkin ada yang suka jalan2 tapi ga diizinin ortu, ada yang gasuka ke pasar karna takut kotor tapi ortunya malah nyuruh buat beli lauk ke pasar, atau ada yang minta Samsung Galaxy S4 tapi ga dibeliin sama ortunya, atau ada juga yang pengen pacaran tapi dilarang sama ortunya. Berbagai contoh diatas mungkin bisa jadi alasan kenapa banyak orang sebel sama ortunya dan masih banyak alasan lainnya.

Pada hakikatnya, setiap ortu selalu ingin yg terbaik buat anak2nya. Disetiap tidur nyenyak kalian, ortu kalian tidur tidak selalu nyenyak karna memikirkan keadaan anak2nya, mikirin keuangan keluarga, mikirin kerjaan juga. Dan juga tidak ada orangtua yang selalu niat ingin marah ke anaknya, pasti dibalik marah ada alasan knp mereka marah, mungkin karna kitanya yg bandel atau kurang perhatian sama mereka. But I realize that ortu marah karna mereka sayang sama kita, mereka cuma mau kita ga kenapa2 dan mereka ingin bersenang2 sama kita juga.

Banyak temen2 gue pada bilang begini: "no, kenapa sih elu pulang mulu kerumah tiap weekend?" atau pas gue masih sd "ih, elu kok anak mami bgt sih tiap sekolah dianter jemput sama nyokap bokap lo, cupu bgt". Yeah, gue emang cupu, cupu banget malah, TAPI, itu pertanda kalo ORANG TUA GUE SAYANG BANGET SAMA GUE, dan GUE SAYANG SAMA ORANG TUA GUE! Apa salahnya kalo gue tiap weekend pulang dan gapernah ikut organisasi yg rapatnya tiap weekend cuma buat ketemu bokap nyokap gue??? Oke mungkin banyak temen2 gue yg gabisa ketemu sama ortunya setiap weekend, tapi selama masih ada kesempatan buat bertemu, kenapa harus dihindari? Kenapa harus ditolak? Toh gue ga aktif di kampus juga karna gue punya quality time with my family, and gue percaya kalo ortu gue bisa bimbing gue dan yakin mereka gabakal jerumusin gue.

Pesan terakhir, buat kalian semua yang masih sebel sama ortu kalian, ga akur sama ortu kalian, atau malah membenci ortu kalian, just realize that, tanpa ortu lo, gabakal ada yg jaga lo biar ga terjerumus ke dalam kesalahan, gabakal ada yg take care sama lo, gabakal ada yg jagain lo. Mungkin ada yg suka bilang "gue punya temen2 baik gue yg take care sama gue" tapi ingatlah bahwa temen bisa ninggalin kita, dan orang tua kita ga akan pernah ninggalin kita kecuali kalo udah dipanggil Yang Maha Kuasa, dan ortu bakal selalu sayang dan take care sama kita. Sekian.